Produsen tempe di wilayah Bekasi ambil ancang-ancang menaikan harga penjualanya. Sebab, harga bahan baku seperti kedelai sudah melambung tinggi sejak beberapa bulan belakangan.
Kenaikan itu diprediksi bakal mencapai Rp9000 hingga Rp10 ribu per kilogram. Padahal, harga normalnya hanya Rp7000 per kilogramnya.
“Paling dari kami akan menaikan Rp500, itu pun maksa,” kata Saari, produsen tempe di wilayah Margahayu, Bekasi Timur, kepada wartawan.
Baca juga: PSBB Bekasi Diperpanjang hingga 20 Januari
Kenaikan itu dilakukan untuk menyesuaikan tingginya bahan baku kedelai. Bahkan, kata dia, dalam tiga hari produsen tempe di Jabodetabek sudah tidak memproduksi. “Kalau kondisinya begini terus kita tidak akan bisa bertahan,” katanya.
Sementara itu, sejumlah pedagang kecil di wilayah Kota Bekasi mulai kesulitan mendapat pasokan tempe dari suplier. Pasalnya, di sejumlah pasar yang menjadi distributor pasokan tempe sudah jarang terlihat.
Baca juga: Awas Cabai Merah Palsu
“Memang dari sananya susah, tidak ada yang jual,” kata Aning, penjual warung kecil di wilayah Pondok Ungu, Senin 4 Januari 2021.
Aning mengaku, pemasok tempe yang biasanya mengantar ke warungnya sudah beberapa hari ini tidak lagi ada. Alasannya, pengantar itu untuk libur dahulu. “Kemarin ditanya kenapa tidak antar tempe, katanya libur dulu,” katanya. (put)