kabarbekasi – Pembubaran paksa pertunjukan seni kuda kepang berbuntut panjang. Perkumpulan Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) Sumatera Utara (Sumut) melaporkan oknum Forum Umat Islam (FUI) ke Polrestabes Medan. Oknum pelaku pembubaran paksa pertunjukan Jaran Kepang dilaporkan dengan tuduhan persekusi.
Tidak sekadar melakukan aksi pemukulan dan meludahi warga, oknum anggota FUI juga melontarkan kata-kata tidak etis terhadap pertunjukan Jaran Kepang tersebut. ”Kami menyesalkan tindakan kepala lingkungan (kepling) ikut membubarkan. Seharusnya kepling menjadi pamong bagi warga,” tutur Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Pujakesuma Sumut, Eko Supianto, di Medan, Kamis (8/4).
Baca juga: FUI Bubarkan Kuda Kepang, Ini Respons Komandan Densus 99 Banser
Tarian Jaran Kepang merupakan budaya Jawa. Seni kuda kepang harus dilestarikan. Karena tidak sedikit milenial ikut tarian Jaran Kepang. ”Kami berupaya generasi muda suka dengan budaya, Tidak terkikis budaya luar,” ucapnya.
Eko mengimbau warga Jawa di Sumut menahan diri. Tidak terpancing isu-isu merusak keamanan. Tidak boleh terpecah belah dengan tindakan intoleransi. Kasus ini sudah ditangani aparat penegak hukum.
Baca juga: Bubarkan Pengunjung Kafe, Polisi Juga Amankan Mobil Box Bermuatan Miras di Bekasi
Sekadar infromasi, beredar video sekelompok anggota Laskar Khusus Forum Umat Islam (FUI) Medan tengah membubarkan Jaran Kepang di Jalan Merpati, Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumut Jumat (2/4) viral di media sosial.
Saat pembubaran pertunjukan seni itu, anggota FUI Medan terlibat baku hantam dan meludahi warga. ”Pertunjukan seni budaya Jaran Kepang dianggap syirik lalu dibubarkan FUI Medan. Beberapa saat kemudian salah satu anggota ormas itu, maju dan meludahi wanita. Sejumlah warga emosi dan kerusuhan terjadi,” tulis pengunggah video itu. (put)
