kabarbekasi – Gempa tektonik susulan ke-8 mengguncang Malang Raya, Minggu (11/4). Gempa pukul 06.54,58 WIB itu, getarannya juga mengguncang wilayah Jawa Timur (Jatim), dan sebagian Yogyakarta.
Gempa susulan itu memiliki magnitudo 5,3 dengan episenter di laut pada jarak 71 kilometer (Km) arah selatan Kota Kepanjen, Malang, Jatim. ”Gempa susulan ini memiliki kedalaman 102 Km,” tutur Kepala bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono, Minggu (11/4).
Baca juga: Gempa Malang Renggut 7 Nyawa, Rusak Ratusan Bangunan
Gempa jenis menengah itu terjadi akibat deformasi atau patahan pada bagian lempeng Indo-Australia tersubduksi atau menghunjam ke bawah Pulau Jawa. Mekanisme sumber gempa menunjukkan terjadi pergerakan naik (thrust fault). Karena hiposenter relatif dalam, guncangan kembali dirasakan lebih luas. ”Misalnya, Pacitan, Wonogiri, Trenggalek dalam skala intensitas III modified mercalli intensity (MMI),” ucapnya.
Sementara di Nganjuk, Ponorogo, dan Blitar merasakan guncangan II-III MMI. Lalu, Gunungkidul, Bantul, dan Kulonprogo dengan II MMI. Merujuk data BMKG, skala MMI merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini terdiri dari beberapa intensitas MMI dari tingkat 1 hingga 12.
Baca juga: Rem Kontainer Blong Akibatkan Tabrakan Beruntun di Narogong
Pada II MMI disebut getaran dapat dirasakan beberapa orang, dan bergoyangnya benda ringan yang bergantung. Sementara pada III MMI getaran dirasakan nyata di dalam rumah dan getaran terasa seakan ada truk melintas. Meski begitu, gempa tidak berpotensi tsunami.
Karena kekuatan gempa relatif kecil untuk dapat menjadi gempa pembangkit tsunami, walau hiposentrum cukup dalam, yakni 102 kilometer. Berdasar monitoring BMKG, gempa Sabtu (10/4) hingga Minggu (11/4) telah terjadi aktivitas gempa susulan sebanyak 8 kali, dengan magnitudo berkisar 3,1-5,3. (put)