kabarbekasi – Ponsel pintar (smartphone) tidak selalu aman dalam kondisi terkunci. Berbagai data bisa diambil dari ponsel kalau terdapat aplikasi pesan singkat Signal. Tidak terkecuali iPhone besutan Apple.
Tim forensik sukses meretas iPhone dalam kondisi terkunci dengan cara demikian. FBI juga meretas iPhone memakai cara sewarna. ”Ada tangkapan layar percakapan terduga pelaku perdagangan senjata pada tahun 2020 melalui aplikasi Signal,” tutur Deputi Direktur Program Ekstremisme Universitas George Washington, Seamus Hughes, seperti dilansir Forbes.
Baca juga : Sharp Luncurkan Notebook Serba Bisa, Speknya Bikin Penasaran
Berdasar dokumen Departemen Kehakiman, dalam pesan diperoleh dari Signal, pria tersebut tidak hanya membahas perdagangan senjata di New York, Amerika Serikat. Tetapi juga membahas tentang percobaan pembunuhan. Selain itu, tangkapan lain menunjukkan Signal bukan satu-satunya bagian untuk meretas saat iPhone dalam keadaan terkunci. Tetapi AFU (after first unlock) parsial juga menjadi celah untuk menjebol iPhone.
AFU merupakan istilah bagi ponsel pintar dibuka satu kali setelah terkunci kemudian tidak dimatikan. iPhone dalam keadaan seperti itu, lebih rentan terhadap pencurian data karena kunci enkripsi disimpan dalam memori. Kendati begitu, tidak ada keterangan pasti iPhone seri berapa bisa dibobol dengan cara di atas. Namun, tampaknya merujuk pada iPhone 11 (baik Pro atau Max) atau iPhone SE generasi kedua.
Baca juga : BSI Optimistis Salurkan Pembiayaan Rp272 Triliun
Belum ada keterangan pasti apakah iPhone 12 paling baru juga bisa diretas. Lalu, iOS versi berapa mengandung sisi lemah, meski diperkirakan iOS terbaru memiliki keamanan lebih baik. Apple menolak berkomentar mengenai itu. Butuh akses secara langsung terhadap produk iPhone dan mengeluarkan biaya mahal.
Sementara, juru bicara Signal mengimbau untuk selalu memperbarui perangkat dan memilih sandi kuat untuk mengunci iPhone. Itu dapat membantu melindungi data bila iPhone hilang atau dicuri. (put)
