Pengunjuk rasa menilai bentrokan yang terjadi dengan aparat keamanan merupakan diluar kendali. Pasalnya, jelang Kamis sore 8 Oktober 2020 jumlah pendemo semakin besar.
“Suasana di lokasi demo semakin sore semakin banyak yang datang,” kata Kordinator Lapangan, Riki Sandi, Kamis 8 Oktober 2020.
Baca juga: Breaking News: Demo Penolakan Omnibus Law di Kota dan Kabupaten Bekasi Kembali Bentrok
Riki menambahkan, dalam aksi penolakan UU Cipta Kerja massa yang hadir diperkirakan sebanyak 750 orang. Sehingga, kata dia, kondisi tersebut sulit dikendalikan. “Kita tidak merencanakan bentrokan itu,” katanya.
Dari awal kata dia, pihaknya membawa tuntutan penolakan UU Cipta Kerja. Namun, kondisi di lapangan membuat peserta demo harus menutup jalan.
Baca juga: Diadang ke Jakarta, Buruh Minta Ini ke Wali Kota Bekasi
“Karena massa banyak sekali, sehingga tumpah ruah di jalan-jalan,” kata Riki.
Seperti yang diketahui, unjuk rasa menuntut pencabutan UU Cipta Kerja di Kota Bekasi berujung ricuh, Kamis 8 Oktober 2020. Dalam bentrokan itu pendemo melempari petugas keamanan dengan batu.
Pantauan di lokasi bentrokan, massa berang setelah pihak kepolisian melakukan pengawalan unjuk rasa. Disitu, pengunjuk rasa langsung melempari polisi dengan batu. (put)