kabarbekasi – Vaksin Covid-9 merek Sinovac yang ada di wilayah Kota Bekasi belum kadaluarsa. Hal itu dipastikan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi setelah menanggapi polemik persoalan vaksin asal China tersebut.
“Kalau vaksin yang disini tidak akan kadaluarsa, karena yang disebut kadaluwarsa itu bila pemakaian vaksin lebih terus tidak terpakai lagi, baru bisa dianggap kadaluarsa,” kata Rahmat, Rabu 17 Maret 2021.
Lebih sederhana kata Rahmat, bila sudah mendapatkan jatah, tapi vaksin tidak terpakai maka bisa kadaluarsa. Tapi, kalau vaksin yang diterima Kota Bekasi dari Pemprov Jawa Barat dan pemerintah pusat tidak akan kadaluarsa, lantaran vaksin yang diterimanya juga terbatas.
Baca juga: Tenaga Kesehatan di Bekasi Masih Banyak yang Belum Divaksin, Ada Apa ?
“Karena kebutuhan kita mungkin baru 0,00 berapa persen yang tercukupi. Kecuali periodenya mungkin dipesan 3-4 bulan yang lalu, terus kita tidak pakai baru bisa kadaluarsa,” kata Rahmat.
Polemik vaksin Sinovac itu bergulir di kalangan masyarakat, bahwa vaksin itu akan kadaluarsa pada 25 Maret 2021.
Sejauh ini, vaksin Covid-19 di Kota Bekasi tahap pertama sudah menyasar ke 14.060 tenaga kesehatan. Sedang, tahap kedua ini Kota Bekasi mendapat vaksin Sinovac sebanyak 5.070 dosus dengan indeks pemakaian satu berbanding sepuluh. Sehingga total ada 50.700 dosis.
Baca juga: Yah, Kota Bekasi Jadi Satu-satunya Daerah di Jabar yang Zona Merah Covid-19
“Untuk yang kedua ada 50.700 untuk sasaran dua kali pemberian vaksinasi, tinggal dibagi dua kali suntik, jadi 25.350 orang nanti yang vaksin,” kata Tanti.
Untuk tenaga kesehatan yang belum menerima vaksin tahap pertama akan masuk ke termin kedua dengan jatah alokasi 2.805 orang. Sementara sisanya, 17.345 dosis akan diberikan ke bagian layanan publik yang terdiri dari tokoh agama, Satpol PP, Damkar, TNI, Polri, pejabat daerah, BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja.
Selain itu, Kementerian Agama, KUA, Guru PLN, SAMSAT, FKUB, Jasaraharja, ASN-Non ASN, kelurahan, kecamatan, pedagang pasar dan lain-lain. (cil)
